Jumat, 11 Oktober 2013





Saat ku tuliskan ini, aku berarti sedang mengingatmu dan semua yang kita lewati bersama,….

Aku merindukanmu, aku  Cuma bisa bilang aku merindukanmuu, bodohh. Aku mulai merindukanmu tepat saat terakhir kita bertemu.  Sedetik pertemuan kemariin menarik kembali gravitasinya, ini ku anggap sebagai de javu

Kita telah kembali, menjadi  dua dalam arah. Aku harus membuka paragraph baru bukan dengan dirimu. Aku akui menyukai saat kita bertemu, tapi sepertinya tuhan menakdirkan satu masa dimana aku memang menjaid lain. aku ingin memakamkan kenanganku  bersama dengan namamu.  Aku menitipkan bunga kamboja, jangan kamboja karena itu sudah biasa aku ingin istimewa. Seperti halnya kamu yangs elalu istimewa, atau mungkin melati, jangan juga. Dia terlalu bersih. Kalau begitu aku menitipkan mawar dengan sejumput duri tajamnya yang semapt melukaiku mengingatkanmu.

Baiklah, mawar itu ku kubur menemani nisan kenanganku.  Aku ku titipkan saja pada dandelion biar terbang dan menjatuhkan dimana ia sukai.

Terima kasih untuk kesan yang kau ciptakan. Kau membuatku paham tentang mimpi. kadang kita harus tertidur untuk bermimpi dan sekedar merasakan bagaimana sedekat itu denganmu. “Mimpi pun ada yang jadi kenyataan dan ada yang hanya jadi bunga tidur”

Seperti katamu, kenangan kita memang hanya jadi bunga tidur.  Aku selalu meminta pada tuhan untuk memasukkanmu ke dalam mimpiku. Agar aku selalu dekat denganmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar