Aku
merindukanmu, aku Cuma bisa bilang aku
merindukanmuu, bodohh. Aku mulai merindukanmu tepat saat terakhir kita bertemu.
Sedetik pertemuan kemariin menarik
kembali gravitasinya, ini ku anggap sebagai de javu
Kita telah
kembali, menjadi dua dalam arah. Aku harus
membuka paragraph baru bukan dengan dirimu. Aku akui menyukai saat kita
bertemu, tapi sepertinya tuhan menakdirkan satu masa dimana aku memang menjaid
lain. aku ingin memakamkan kenanganku bersama dengan namamu. Aku menitipkan bunga kamboja, jangan kamboja
karena itu sudah biasa aku ingin istimewa. Seperti halnya kamu yangs elalu
istimewa, atau mungkin melati, jangan juga. Dia terlalu bersih. Kalau begitu
aku menitipkan mawar dengan sejumput duri tajamnya yang semapt melukaiku
mengingatkanmu.
Baiklah, mawar
itu ku kubur menemani nisan kenanganku. Aku
ku titipkan saja pada dandelion biar terbang dan menjatuhkan dimana ia sukai.
Terima kasih
untuk kesan yang kau ciptakan. Kau membuatku paham tentang mimpi. kadang kita
harus tertidur untuk bermimpi dan sekedar merasakan bagaimana sedekat itu
denganmu. “Mimpi pun ada yang jadi kenyataan dan ada yang hanya jadi bunga
tidur”
Seperti katamu,
kenangan kita memang hanya jadi bunga tidur. Aku selalu meminta pada tuhan untuk memasukkanmu
ke dalam mimpiku. Agar aku selalu dekat denganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar